Sunday, June 11, 2017

Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya

Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya
Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya

Mohamad Thaqif Amin Mohd Ghaddafi merupakan seorang bocah 10 tahun asal Malaysia. Dirinya meninggal pada tanggal 26 April 2017 yang lalu karena penganiayaan yang di lakukan oleh gurunya. Thaqif adalah seorang santri hafiz (penghafal Quran) di pondok pesantren.

Dirinya di hukum oleh gurunya sampai mengalami pendarahan di dalam. Di duga sang guru memukulnya dengan pipa. Akibat luka yang sangat parah, kaki dan tangannya harus di potong.

Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya


Berita ManiakQQ - Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian Malaysia memutuskan untuk membongkar makam Thaqif. Tepatnya pada hari Jumat, 19 Mei 2017 pagi, makam Thaqif di bongkar oleh petugas dan pihak keluarga mengungkapkan sebuah fakta yang cukup membuat semua orang kaget.

Hampir sebulan, jasad Thaqif di makamkan, tapi hingga kini, jasad tersebut tidak ada bau busuk sama sekali. Bahkan jasadnya itu tidak hancur sama sekali. Kaki bekas amputasi pun masih terlihat cantik.

Hingga kini, polisi belum bisa menahan pelaku pemukulan terhadap Thaqif karena bukti kurang kuat. Thaqif meninggal setelah di amputasi kakinya. Thaqif pun sempat mengalami masa koma.


Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya
Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya

Sebelum meninggal, di temukan catatan Thaqif yang sangat menyayat hati. Thaqif menuliskan catatan itu 2 bulan setelah ibunya mengirimkannya ke sebuah madrasah swasta di  Kota Tinggi, Negara Bagian Johor.


Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya
Tuhan Tunjukkan Kebesaran-Nya Lewat Jasad Hafiz Cilik Yang Di Aniaya

Bibi Thaqif, Dzuraidah Ahmad, 38 tahun mengatakan korban sempat mengadukan hal tersebut kepada sang ibu. Menurut cerita Thaqif, dirinya sering di pukul tanpa alasan dan bahkan untuk tidur cepat saja, mereka harus rela di pukul secara bergiliran.

Dalam catatan yang di tuliskannya, Thaqif memohon kepada Allah untuk membuka pintu hati orang tuanya sehingga mau memindahkannya ke sekolah lain. Dalam catatan tersebut, kita bisa merasakan penderitaan yang harus di tahannya sendiri semasa berada di pesantren itu.

0 comments:

Post a Comment