Friday, May 5, 2017

Pria Berkemeja Kotak-Kotak Di Usir Oleh Peserta Aksi 505


Pria Berkemeja Kotak-Kotak Di Usir Oleh Peserta Aksi 505
Pria Berkemeja Kotak-Kotak Di Usir Oleh Peserta Aksi 505

Pria Berkemeja Kotak-Kotak Di Usir

Hari ini, Jumat 5 Mei 2017, masa melakukan aksi 505 di jalur pejalan kaki samping Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat. Di sekitar tampak seorang pria berkemeja kotak-kotak sedang duduk melihat aksi peserta 505. Namun tak lama kemudian, pria tersebut di interogasi dan kemudian di usir oleh peserta aksi 505.

Perlu di ketahui bahwa tempat yang di duduki oleh pria tersebut merupakan tempat umum. Sehingga tidak bisa di masukkan dalam pelanggaran hukum. Apalagi pria tersebut tidak menggangu siapapun. Namun hanya karena dirinya memakai baju kotak-kotak khas Ahok-Djarot dirinya harus di usir.

KTP pria berbaju kotak-kotak tersebut juga di minta oleh peserta aksi 505. Walau di usir, pria berbaju kotak-kotak tersebut tetap kekeh tidak akan beranjak tempat duduknya.

MANIAKQQ - Agen Dewa Poker Indonesia

Kalah melulu di Agen Poker Anda?
Cobain aja bermain di WWW.MANIAKQQ.COM
Di Jamin Real Poker Online..!!
Buktikan Sendiri..!!

Minimal Deposit & Withdraw Rp.20.000,-

6 Games dalam 1 Web :
- Live Poker
- Poker
- Domino
- Ceme
- Ceme Keliling
- Capsa

Promo Terbesar Se-Asia:
Bonus New Member 20%
Bonus Deposit
Bonus Turn Over 0.3%
Bonus Refferal 20%
Bonus Kejutan Tiap Bulan (Laptop, HP Android & Uang Tunai)

Dewa Poker - Aksi 505 merupakan aksi yang di gelar oleh GNPF MUI. Wakil Ketua GNPF-MUI, Zaitun Rasmin mengatakan aksi 505 bukan untuk membuat rusuh, namun mereka hanya ingin menuntut tentang hukuman satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun (penistaan Agama yang di lakukan oleh Ahok). Mereka tidak ingin menekan hakim, namun hanya ingin berdoa di Masjid Istiqla dengan tujuan mendukung indepedensi hakim-hakim yang mulia.

Gratis Rp.15.000,- | Dapatkan kesempatan menjadi Jutawan Tanpa Modal Apapun..!!

GNPF-MUI merupakan pihak yang telah mengadakan demo tahun lalu dalam rangka menuntut Ahok yang di tuding menghina surat Al-Maidah 51 dalam pidato di Kepulauan Seribu. GNPF-MUI berhasil mengumpulkan ribuan masa umat Islam untuk melakukan demo Desember lalu.

Namun bagi beberapa pihak, apa yang di lakukan oleh GNPF-MUI dapat memecah belah NKRI. Pasalnya, penyebaran SARA di jejaring sosial semakin meningkat. Di setiap aksi yang di lakukan juga di nilai telah menebar kebencian.

Melihat kondisi yang semakin memanas, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) pun telah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, PGI berharap Jokowi bisa bertindak lebih tegas dalam penyelesaian masalah ini dan mengentikan penyebaran isu SARA yang telah meresahkan masyarakat di berbagai daerah.


0 comments:

Post a Comment